Jakarta – Kondisi pandemi seperti saat ini menjadikan pekerja sektor informal lebih kreatif untuk memanfaatkan peluang. Pekerja sektor informal atau yang saat ini dikenal dengan sebutan gig economy adalah pekerja informal seperti ojek online, ibu-ibu yang menjadi reseller/dropshiper di online shop, atau pekerja lepas tetapi masih bisa mengoptimalkan platform online sebagai sumber penghasilannya. “Pada tahun 2020 berdasarkan data terdapat peningkatan yang signifikan atas gig workers sebesar 27,07% dari tahun sebelumnya, peran dari Gig Economy ini mampu menggerakan roda perekonomian Indonesia dan menjadi UMKM baru karena memiliki fleksibilitas dari sisi waktu dan kesempatan.” jelas Kaspar Situmorang selaku Direktur Utama BRI Agro.
Untuk mengisi bulan Ramadhan, BRI Agro melaksanakan kegiatan sebagai bentuk kepedulian terhadap pemberdayaan masyarakat serta pendidikan, PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro) melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) melalui program BRI Agro Mengabdi (07/05). Kaspar Situmorang selaku Direktur Utama BRI Agro menyampaikan melalui sambutannya bahwa program Corporate Social Responsibility (CSR) yang bertemakan “BRI Agro Berbagi, Bersedekah, Bersyukur” kali ini bantuan memberikan paket sembako telah dilaksanakan di 15 kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Bogor, Bandung, Cikarang, Solo, Semarang, Surabaya, Medan, Palembang, Pekanbaru, Jambi, Lampung, Balikpapan, Pontianak dan Makassar. “Sasaran kami untuk pemberian paket sembako gratis adalah kepada gig economy workers yang sedang bertahan di tengah kondisi pandemi seperti sekarang ini. Kami membagikan 2.000 paket melalui Kantor Pusat dan Kantor Cabang BRI Agro” jelas Kaspar .
Kegiatan BRI Agro Berbagi, Bersedekah dan Bersyukur merupakan salah satu Program yang selalu rutin diselenggarakan BRI Agro. Program ini sejalan dengan Program Corporate Social Responsibility (CSR) BRI Agro yang terdiri dari delapan pilar utama pelaksanaan program CSR. “Paket sembako gratis merupakan perwujudan dari bantuan sosial dan kemasyarakatan yang menjadi salah satu pilar program CSR kami. Harapan kami dengan adanya bantuan ini dapat membantu mencukupi kehidupan sehari-hari dan meningkatkan kualitas asupan makanan para pelaku gig economy selama bulan suci Ramadhan” tambah Kaspar.
Sebagai bagian dari BRI Group yang ditugaskan sebagai penyerang digital, maka BRI Agro memiliki kepedulian kepada gig economy workers karena selaras dengan strategi perusahaan yaitu sebagai The Best Digital Bank for Agri & Beyond by Becoming House of Fintech & Home of Gig Economy. BRI Agro menggandeng Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) dan Asosiasi FinTech Indonesia (AFTECH) agar dapat masuk ke dalam ekosistem tersebut. Senada dengan hal tersebut, Adrian Gunadi selaku Ketua Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) menyatakan bahwa dengan adanya kerjasama antara Perbankan dengan Fintech menimbulkan kolaborasi yang positif. “Kami apresiasi kolaborasi yang terus dibangun oleh BRI Agro dengan industri fintech lending di Indonesia. Fintech lending dapat menghasilkan credit profile dari para pelaku gig economy melalui digital footprint dari kegiatan para pelaku tersebut. Sehingga ini merupakan digital sales channel baru bagi bank yang lebih luas jangkauan penetrasi, dan dengan menggunakan alternative credit score dapat memperkuat analisa kredit. Bagi pelaku fintech lending, adanya akses pendanaan dari bank melalui channeling ini tentunya diharapkan dapat mendanai kebutuhan para pelaku gig economy dengan skala yang lebih besar dan tentunya biaya yang kompetitif.” jelas Adrian.
Di pihak lain, Mercy Simorangkir selaku Managing Director Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) mendukung penuh kegiatan CSR BRI Agro kali ini. “Dukungan yang diberikan terhadap mereka yang bekerja dan menjadi last milers serta menjembatani pemanfaatan layanan keuangan digital, termasuk fintech di masyarakat, merupakan salah satu dari wujud komitmen kolaborasi perbankan dengan fintech. AFTECH menyambut baik inisiatif BRI Agro dalam hal ini. Kedepannya diharapkan kolaborasi perbankan dan fintech di Indonesia dapat semakin erat sehingga dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan mendorong inklusi keuangan. Keragaman model bisnis/inovasi layanan keuangan digital yang ditawarkan fintech pada saat ini apabila dikolaborasikan dengan perbankan diyakini juga dapat memperkuat arsitektur dan daya saing dari sektor jasa keuangan nasional, khususnya yang berbasis digital. Sebagian besar gig workers terdiri dari masyarakat pra-sejahtera, sehingga dengan adanya kegiatan yang dilaksanakan oleh BRI Agro maka kami harapkan agar taraf hidup pelaku sektor informal ini dapat meningkat apalagi kegiatan ini dilaksanakan di bulan penuh berkah” ungkap Mercy.
Pada kesempatan ini, BRI Agro juga memberikan CSR bantuan pendidikan kepada anak yatim, salah satunya kepada Yayasan Panti Asuhan Kubah Rahmatan Indonesia dan Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu Al Hasanat di Jakarta. Paket bantuan pendidikan yang diserahkan terdiri dari buku, alat tulis dan keperluan lainnya untuk proses belajar. “Total bantuan pendidikan yang diberikan senilai Rp.105 juta yang kami distribusikan juga melalui Kantor Cabang kami” tambah Kaspar.
“Semoga bantuan CSR ini dapat bermanfaat bagi teman-teman kita di luar sana. Kami juga berharap agar BRI Agro dapat menjadi rahmat dan berkah bagi gig economy worker di Indonesia, semoga Pandemi ini segera berakhir dan dapat segera dilalui, serta memberikan semangat bagi masyarakat untuk selalu berbagi di tengah kondisi terbatas seperti sekarang ini” tutup Kaspar.