Bank Raya Selenggarakan RUPS Tahunan 2022

Berita | 2022-04-12 03:32:29
Bank Raya Selenggarakan RUPS Tahunan 2022

Jakarta — PT Bank Raya Indonesia Tbk (“Bank Raya” atau “Perseroan” atau “Bank”) pada hari ini telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“RUPST”). RUPST dihadiri oleh para pemegang saham yang mewakili 89,12% atau sejumlah 20.272.728.972 saham dari seluruh jumlah saham yang dikeluarkan oleh Perseroan. Pada RUPST Bank Raya yang diselenggarakan pada 31 Maret 2022 memutuskan beberapa mata acara, di antaranya: Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan, Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Terbatas dan Perubahan Susunan Pengurus.

Paparan Kinerja

 

Pada RUPST, Direksi Perseroan memaparkan kinerja Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2021. Di tengah periode yang menantang, Bank Raya masih membukukan kinerja yang baik, ditopang oleh kegiatan operasional Bank Raya yang dijalankan dengan memperhatikan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan dan manajemen risiko yang baik, serta kewajiban penyediaan modal minimum yang telah ditetapkan oleh regulator.

 

Walaupun terjadi perlambatan sebagai dampak dari proses transformasi menjadi bank digital yang sedang berlangsung, secara umum, Bank Raya masih dapat menjalankan fungsi intermediasi dengan baik yang tercermin dari sejumlah indikator kinerja yang menunjukkan perkembangan yang positif.

 

Dari sisi biaya bunga, Perseroan berhasil menjalankan bisnisnya dengan biaya bunga yang lebih efisien, sehingga terdapat penurunan beban bunga yang cukup signifikan pada akhir 2021, yaitu sebesar 40,80% dibandingkan dengan tahun sebelumnya (YoY) menjadi Rp773,62 miliar. Penurunan ini diiringi dengan kegiatan operasional yang dapat dijalankan secara efisien, sehingga tanpa memperhitungkan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) atas aset, Bank Raya membukukan pre-provisioning operating profit (laba operasional sebelum pencadangan) sebesar Rp582 miliar atau naik 53,18% YoY dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Beberapa rasio lain yang juga memperlihatkan solidnya pertumbuhan bisnis Bank Raya adalah melalui rasio margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) dan rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM/CAR) yang berhasil dijaga sesuai target yang ditetapkan pada Rencana Bisnis Bank, yaitu masing-masing sebesar 3,87% dan 20,24%.

 

Selain itu, transformasi bisnis Bank Raya dari bisnis legacy menuju pengembangan bisnis kredit digital telah menyumbangkan pertumbuhan pada penyaluran kredit digital melalui aplikasi PINANG (Pinjaman Tenang). Pertumbuhan kredit digital melalui Pinang Connect, Pinang Maksima, Pinang Performa dan Pinang Flexi tercatat mencapai Rp488 miliar pada akhir 2021 atau naik sebesar 6 kali lipat dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini memperlihatkan komitmen Bank Raya untuk dapat terus memperluas akses penyaluran kredit yang merata di Indonesia.

 

Tumbuhnya penyaluran kredit digital Bank Raya merupakan salah satu manfaat yang dihasilkan dari transformasi bisnis Perseroan menjadi bank digital. Meski demikian, Bank Raya tengah melakukan pengelolaan terhadap kredit tidak lancar yang berasal dari bisnis legacy. Untuk mendukung transformasi yang dijalankan Perseroan, khususnya dalam peralihan dari bisnis legacy, maka Bank Raya membukukan kenaikan pencadangan (CKPN) yang cukup signifikan. Pembukuan tersebut membuat profitabilitas mengalami penurunan yang tajam, sehingga pada untuk tahun 2021, Bank Raya membukukan rugi bersih sebesar Rp3,05 triliun.

 

Bank Raya mencatatkan penyaluran kredit yang diberikan sebesar Rp11,61 triliun. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 40,45% YoY dibandingkan tahun sebelumnya karena perubahan portofolio bisnis dari bisnis menengah ke bisnis digital. Dari sisi penyaluran dana pihak ketiga, Bank Raya mencatat dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp13,50 triliun, turun sebesar 41,31% YoY, yang mencerminkan kebijakan penurunan suku bunga simpanan yang diambil Perseroan karena adanya penyesuaian kebutuhan dana akibat perubahan fokus bisnis.

 

Capaian PMHMETD

 

Direksi Perseroan juga melaporkan pada RUPST bahwa Bank Raya telah melaksanakan aksi korporasi dalam bentuk Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“PMHMETD”) pada tahun 2021, dalam rangka memperkuat permodalan Bank Raya untuk memenuhi ketentuan regulator dalam pemenuhan modal inti minimal Rp2 triliun pada akhir tahun 2021.

 

Melalui PMHMETD tersebut, pemegang saham telah menyerap secara optimal saham baru yang diterbitkan sebanyak 1.054.545.185 lembar saham dengan harga pelaksanaan Rp1.100 per lembar saham. Dengan harga pelaksanaan tersebut, Perseroan telah menghimpun dana sebesar Rp1,16 triliun yang akan digunakan sepenuhnya untuk modal kerja Perseroan dalam rangka penyaluran dana berbentuk kredit berbasis digital.

 

Bank Raya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap seluruh pemegang saham atas dukungan yang diberikan dalam PMHMETD Bank Raya. Perseroan berharap hal ini dapat terus mendukung kinerja dan permodalan dalam waktu mendatang, sekaligus menjadi komitmen Bank Raya untuk terus bertumbuh dan memberikan manfaat bagi seluruh pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

 

Perubahan Susunan Pengurus

 

RUPST menyetujui pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi baru, sehingga pada penutupan dari RUPST 2022 hingga RUPST berikutnya, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:

 

Dewan Komisaris

 

Komisaris Utama

: Rudhy Sidharta*

Komisaris Independen

: Eko B. Supriyanto

Komisaris Independen

: Rina Sa’adah

Komisaris Independen

: Rama G. Notowidigdo

Komisaris

: Achmad F. C. Barir

Direksi

 

Direktur Utama

: Kaspar Situmorang

Direktur Enterprise Risk Management, Compliance & Human Resources

: Ernawan

Direktur Keuangan

: Akhmad Fazri*

Direktur Retail Agri dan Pendanaan

: Dedy Hendrianto*

Direktur Digital dan Operasional

: Bhimo Wikan Hantoro

 

* Efektif setelah Penilaian Kemampuan dan Kepatutan disetujui OJK

 

Tinjauan Bisnis ke Depan

 

Dengan visi Bank Raya untuk menjadi The Best Digital Bank by Becoming House of Fintech & Home for Gig Economy, Bank Raya akan terus mengembangkan ekosistem digital dengan target pasar gig economy melalui pendekatan komunitas. Salah satu wujud pengembangan ini adalah melalui kolaborasi dengan berbagai perusahaan teknologi finansial (tekfin), dengan harapan kolaborasi tersebut akan menghasilkan pemetaan sektor unggulan yang memanfaatkan layanan keuangan yang disediakan perusahaan-perusahaan tekfin, di mana Bank Raya bisa mengambil peran penting sebagai penyedia layanan perbankan digital.

 

Selain itu, Bank Raya juga akan terus memperkuat infrastruktur teknologi agar dapat beroperasi sebagai bank digital secara penuh, khususnya dengan adopsi berbagai teknologi terkini dan kolaborasi erat dengan Grup BRI untuk meningkatkan daya saing di tengah persaingan ketat dalam industri perbankan Indonesia.

 

Pada akhirnya, Bank Raya optimis menghadapi tahun 2022 dan tahun-tahun berikutnya dengan baik. Dengan demikian, dalam rangka menjalankan transformasi bisnis Bank Raya untuk mewujudkan visinya tersebut, Bank Raya akan terus melakukan berbagai peningkatan internal serta penguatan terhadap aspek sumber daya manusia agar Bank Raya semakin siap menghadapi persaingan di antara bank digital.

 

###

Bank Raya,RUPST,PMHMETD
Bagikan: