Perubahan wajah dunia terjadi semakin cepat. Bukan hanya pandemi Covid-19 saja yang sempat bikin kacau balau dan membuat disrupsi global, ada juga istilah Revolusi Industri 4.0 yang terus digaungkan di sana sini. Siapapun harus bergegas supaya tidak semakin tertinggal arus perputaran di era modern. Yuk, simak dulu semua tentang revolusi industri 4.0 dan cara menghadapinya!
Revolusi Industri 4.0, Apa Sih Maksudnya?
Sebelum membahas apa itu revolusi industri 4.0, kamu harus sudah ngerti dulu tentang sejarah revolusi industri itu sendiri. Ini urutan revolusi industri berdasarkan awal terjadinya:
Revolusi Industri pertama (1760 - 1840) memperkenalkan konsep penting seperti mekanis, daya uap, dan industrialisasi dan urbanisasi manusia. Ada perubahan dari cara-cara bertani konvensional menjadi produksi dan pengiriman barang secara drastis.
Revolusi Industri kedua (1870 - 1914) terjadi seiring inovasi listrik dan peningkatan produksi massal. Bisnis dan perusahaan mulai mengadopsikan sistem telekomunikasi, kolaborasi dan bersaing secara lebih efektif.
Revolusi Industri ketiga (1950 - awal abad 21) adalah masa kelahiran internet, mesin komputer era dini, dan kemajuan pada energi yang bisa diperbaharui. Perangkat teknologi informasi kian berperan penting supaya manusia bisa bekerja secara efisien dan tanpa repetisi.
Dilihat dari sejarahnya, revolusi industri sering ditandai dengan proses perubahan dari satu sistem ke sistem terbaru. Perubahan modern ini akan merubah tatanan hidup manusia secara fundamental.
Nah, seiring memasuki abad baru ke-22, peradaban manusia akan kian dibentuk dengan otomatisasi proses yang kian canggih via digitalisasi, analisis data, robot, artificial Intelligence dan Internet of Things (IoT). Inilah yang disebut dengan Revolusi Industri 4.0.
Dampak Revolusi Industri 4.0
Menurut laporan dari World Economic Forum, perubahan pada revolusi industri 4.0 tidak hanya akan membawa perubahan pada industri atau model bisnis yang sudah ada, tetapi juga pada pasar tenaga kerja.
Jika revolusi industri sebelumnya lebih mengancam golongan tenaga kerja dengan skills rendah, maka revolusi industri 4.0 kini turut mengancam tenaga kerja dengan skills tinggi. Menurut sebuah studi oleh McKinsey Global Institute, sekitar 400-800 juta individu global bisa digantikan oleh otomasi teknologi dan harus mencari pekerjaan baru per tahun 2030.
Sebut saja kehadiran Artificial Intelligence dan Machine Learning dimana data & teknologi terus dikembangkan untuk menghasilkan output yang serupa atau lebih baik dari kinerja manusia. Tidak hanya dari segi kualitas, teknologi berbasis AI & ML juga bisa menghasilkan output yang lebih banyak alias dari segi kuantitas.
Tapi bukan berarti lantas manusia jadi tidak ada fungsinya, loh. Hanya saja, beberapa hal kini bisa diselesaikan dengan cepat oleh teknologi berbasis 4.0. Maka dari itu, setiap orang harus siap membawa nilai lebih agar tidak kalah saing dengan kehadiran teknologi modern.
Kamu juga ga perlu berkecil hati, revolusi industri 4.0 justru akan membuka banyak peluang lapangan pekerjaan baru. Yang penting kamu sudah siap dan tahu cara menghadapi revolusi industri 4.0.
4 Tips Cara Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Saat ini berbagai perusahaan dan bisnis telah berlomba-lomba untuk mengimbangi laju revolusi industri 4.0. Sebagai generasi muda yang masih terus menjajaki karir dan pendapatan, berikut beberapa tips cara menghadapi revolusi industri 4.0:
Tingkatkan terus soft skills & hard skills
Tidak cukup hanya gelar akademik, Menristekdikti kala itu mengatakan ada 4 hal yang harus dimiliki setiap individu untuk bisa bertarung di era revolusi industri 4.0, yaitu:
Kompetensi interaksi dengan berbagai budaya
Keterampilan sosial
Literasi data & teknologi
Pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning)
Sebaiknya kamu tidak lagi hanya mudah puas dengan hasil akademis, tetapi harus mulai mengambil mindset untuk terus belajar dan mengasah keterampilan. Kamu juga harus berani belajar hal-hal baru yang di luar dari bidangmu untuk semakin punya nilai tambah.
Implementasikan teknologi
Tahukah kamu kalau 12 dari 20 pekerjaan paling menjanjikan di masa depan semuanya berkaitan dengan teknologi? Linkedin Report membeberkan penemuannya dan semakin meyakinkan siapapun untuk bisa memiliki keterampilan yang berkaitan dengan teknologi/komputer.
Maka dari itu, coba mulai mencari cara untuk mendigitalisasikan keahlianmu, misalnya belajar coding, computer science, data analis, dan sebagainya.
Visi & perspektif ke depan
Tidak semua orang bisa memilih karir di bidang teknologi, dan bukan berarti kamu juga harus banting setir menjadi software engineer atau data scientist. Tetapi minimal, kamu harus mulai memilih karir atau usaha yang bakalan masih eksis di masa depan, bukan hanya sekarang.
Semua pertimbangan karier atau edukasi, harus sudah diarahkan lewat sudut pandang ke era baru, bukan lagi melihat sejarah atau masa lalu.
Menjadi lebih fleksibel (agile)
Mengikuti arus perubahan yang begitu cepat, kamu juga harus bisa punya daya adaptasi yang tinggi. Selalu upayakan untuk menjadi lebih cepat, lebih baik dan lebih produktif melalui berbagai solusi yang ada.