Sejak masyarakat Indonesia melek terhadap literasi keuangan, mereka pun mulai memahami pentingnya berinvestasi. Terlebih di masa pandemi yang berhasil membuka mata kita tentang perlunya menerapkan manajemen keuangan yang efektif untuk menghadapi kejadian tak terduga. Salah satunya yaitu melalui investasi. Namun, terlepas dari beragam manfaatnya, tak dipungkiri terdapat risiko investasi yang perlu kamu ketahui. Sebelum memulai, saatnya kamu memahami beragam risiko reksadana, risiko obligasi, risiko investasi saham, dan risiko instrumen investasi lainnya.
Mengapa Kita Perlu Berinvestasi?
Investasi merupakan kegiatan mengelola keuangan dengan tujuan melipatgandakan uang atau meningkatkan kekayaan. Jenis investasi pun sangatlah beragam, mulai dari investasi emas, reksadana, deposito, obligasi, saham, properti, dsb. Apapun instrumen yang kamu pilih, sangat penting untuk mengetahui risiko investasi sebelum memulai.
Meskipun ada risiko investasi, kegiatan pengelolaan keuangan ini juga mengandung manfaat yang tak bisa diabaikan. Di antaranya:
Menjamin masa depan keuangan yang lebih baik
Aset investasi dapat menghasilkan keuntungan untuk dijadikan sebagai penghasilan tetap
Memperkecil risiko terjerat hutang karena lebih mengutamakan menyisihkan uang demi tabungan atau investasi
Terhindar dari risiko stres finansial
Kehidupan keluarga akan lebih terjamin secara finansial di masa depan
Investasi merupakan rencana keuangan jangka panjang yang penting untuk membangun masa depan keuangan. Maka dari itu, meski terdapat risiko investasi, kamu perlu mengalokasikan penghasilan demi meraup keuntungan dari berinvestasi.
Apa Saja Risiko Investasi?
Risiko investasi merupakan potensi kerugian yang dapat dialami investor dari aktivitas investasi tersebut. Risiko ini umumnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu risiko sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk). Seperti apa kedua jenis risiko tersebut?
Risiko Investasi Sistematis (Systematic Risk)
Merupakan jenis risiko eksternal yang tak dapat dihindari atau dikendalikan. Risiko investasi ini dapat mempengaruhi semua efek serta tak dapat dikurangi dengan diversifikasi. Yang termasuk risiko sistematis adalah:
Risiko suku bunga; risiko investasi yang muncul karena adanya fluktuasi suku bunga sehingga dapat mempengaruhi pendapatan investasi
Risiko inflasi; disebut juga risiko daya beli yang berarti peluang arus kas dari investasi memiliki nilai yang lebih rendah di masa depan karena adanya perubahan daya beli akibat inflasi
Risiko nilai tukar mata uang (valas); risiko investasi yang terjadi karena adanya perubahan kurs valuta asing, contohnya ketika mata uang domestik tengah melemah
Risiko komoditas; risiko investasi yang dipicu karena adanya perubahan harga komoditas tertentu, biasanya dipengaruhi oleh fluktuasi harga juga permintaan dan penawaran
Risiko Investasi Tidak Sistematis (Unsystematic Risk)
Merupakan jenis risiko yang dapat dihindari atau dikendalikan. Risiko investasi ini dapat diatasi dengan membentuk portofolio investasi atau melakukan diversifikasi. Yang termasuk risiko tidak sistematis yaitu:
Risiko likuiditas; risiko yang terjadi karena adanya kesulitan menyediakan uang tunai dalam periode tertentu
Risiko reinvestment; risiko yang terjadi pada penghasilan aset keuangan yang mewajibkan perusahaan melakukan reinvest
Risiko finansial; risiko yang berkaitan dengan struktur pendanaan
Risiko bisnis; risiko yang berkaitan dengan bisnis perusahaan tempat seseorang berinvestasi
Bagaimana Cara Mengatasi Risiko Investasi?
Keuntungan atau return dan risiko investasi saling berkaitan. Bila return besar, maka risikonya pun akan lebih tinggi. Sebaliknya, jika return investasi kamu kecil, maka risiko yang dihadapi akan lebih rendah. Agar risiko tersebut dapat diatasi atau diminimalisir, lakukan tiga cara berikut:
Menentukan Target Investasi
Sebelum berinvestasi, kamu dapat mengetahui banyak hal dengan menentukan target terlebih dahulu. Mulailah dengan menentukan jangka waktu investasi yang diinginkan serta jenis investasi dan jenis risiko yang bisa kamu hadapi. Sebagai contoh, bila kamu ingin berinvestasi jangka pendek dengan risiko yang minim, pilihlah reksadana. Instrumen investasi ini juga cocok dengan investor pemula. Jika sudah memahami beragam market dan jenis investasinya, kamu dapat beralih ke risiko yang lebih tinggi.
Rutin Mengawasi Investasi
Setelah melakukan tip di atas, cara mengatasi risiko investasi selanjutnya yaitu dengan memegang penuh kendali atas investasi yang kamu lakukan. Kamu bisa melakukannya dengan memonitor pergerakan investasi secara rutin. Tujuannya supaya kamu tidak akan ketinggalan kesempatan menarik untuk mendapatkan profit lebih tinggi. Kamu juga bisa mengetahui saat tren investasi sedang turun. Intinya kamu dapat mengetahui dinamika investasi untuk meminimalisir risiko.
Waspada Terhadap Penipuan
Tidak sedikit investor yang terjerat investasi bodong. Agar terhindar dari penipuan tersebut, pastikan kamu mengetahui apakah lembaga keuangan atau perusahaan tempat kamu ingin berinvestasi sudah memiliki legalitas yang jelas. Tak kalah pentingnya yaitu perusahaan tersebut haruslah memiliki izin resmi dari Bappebti dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ini juga berlaku untuk manajer investasi, Bank Kustodian, dan agen penjual.
Terlepas dari risiko investasi yang ada, investasi telah menjadi pos keuangan yang penting. Itu sebabnya berapapun pendapatanmu, sisihkan untuk memenuhi pos investasi.
Nah, agar modal investasi dan pos keuangan lainnya terkelola dengan baik, saatnya beralih ke Bank Raya. Dengan menggunakan fitur keuangan Raya seperti Saku Raya, kamu tidak akan kesulitan lagi mengatur pos-pos keuangan yang penting secara efektif dan efisien. Pokoknya mengelola keuangan akan semakin mudah, aman, dan menyenangkan. Ayo, rayakan kesiapan finansialmu bersama Bank Raya!