Jawa Tengah menyimpan warisan kuliner yang kaya dan beragam, dengan setiap hidangan mencerminkan keunikan budaya daerahnya. Makanan tradisional Jawa Tengah tidak hanya terkenal karena cita rasanya yang lezat, tetapi juga menjadi bagian penting dari identitas budaya masyarakat setempat. Setiap daerah di Jawa Tengah memiliki signature dish yang membuat wisatawan penasaran untuk mencicipinya.
Dari hidangan nasi yang mengenyangkan hingga makanan ringan yang menggugah selera, makanan khas Jawa Tengah menawarkan berbagai pilihan yang menggoda. Artikel ini akan membahas 9 hidangan istimewa, mulai dari Lumpia Semarang, Soto Kudus, hingga Selat Solo. Setiap hidangan memiliki cerita dan karakteristik yang membuatnya layak menjadi makanan khas Jawa Tengah yang paling terkenal.
1. Nasi Grombyang
Nasi Grombyang merupakan sajian khas Pemalang yang menggoda dengan kuahnya yang mirip rawon namun lebih encer. Hidangan ini mendapat namanya dari cara penyajiannya yang bergoyang-goyang (grombyang-grombyang) karena kuahnya yang melimpah. Disajikan dalam mangkuk dengan irisan daging dan taburan daun bawang serta bawang goreng, kuahnya yang berwarna kehitaman berasal dari kluwek dan rempah pilihan. Pelengkap khasnya adalah sate daging yang dibalut dengan bumbu kelapa sangrai.
2. Nasi Pindang
Dari kota Kudus, hadir Nasi Pindang yang menawarkan perpaduan unik antara nasi, daging, dan kuah santan yang kaya rempah. Keunikan hidangan ini terletak pada penggunaan daun melinjo yang memberikan aroma khas. Menariknya, dahulu nasi pindang selalu menggunakan daging kerbau sebagai bentuk penghormatan terhadap ajaran Sunan Kudus yang melarang penyembelihan sapi untuk menghormati pemeluk Hindu.
3. Nasi Megono
Nasi Megono menjadi kebanggaan Pekalongan dengan racikan nangka muda yang khas. Hidangan ini memiliki sejarah menarik yang berawal dari masa perjuangan melawan VOC tahun 1628. Megono dibuat dari nangka muda yang dicincang halus, dipadukan dengan kelapa parut, kecombrang, dan bumbu rempah pilihan. Disajikan dengan berbagai lauk seperti cumi hitam, tempe orek, dan telur balado, nasi megono biasanya dibungkus dengan daun pisang untuk menambah aromanya.
4. Lumpia Semarang
Lumpia Semarang merupakan bukti nyata akulturasi budaya Jawa-Tionghoa yang harmonis. Nama "lumpia" sendiri berasal dari gabungan kata 'lun' (gulung dalam bahasa Jawa) dan 'pia' (kue dalam bahasa Hokkian). Lahir dari pernikahan Tjoa Thay Joe dan Wasih pada abad ke-19, lumpia mengkombinasikan kulit yang renyah dengan isian rebung, udang, dan telur yang bergizi tinggi. Sejak 2014, makanan ini telah resmi diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.
5. Getuk Goreng
Di Sokaraja, Banyumas, lahir inovasi kuliner bernama Getuk Goreng pada tahun 1918. Bermula dari ide kreatif sampingan, seorang pedagang nasi rames yang menggoreng getuk basah yang tidak laku, makanan ini justru menjadi favorit hingga kini. Berbahan dasar singkong yang diolah dengan gula jawa, getuk goreng kini hadir dalam berbagai varian rasa:
- Durian
- Coklat
- Nangka
- Nanas
6. Tempe Mendoan
Tempe Mendoan menjadi kebanggaan Banyumas dengan teknik pengolahan yang unik. Kata "mendoan" berasal dari bahasa Jawa "mendo" yang berarti setengah matang. Hidangan ini menggunakan tempe khusus yang diiris tipis dan dibalut tepung dengan tambahan daun bawang, kemudian digoreng setengah matang hingga menghasilkan tekstur yang lembek.
7. Soto Kudus
Soto Kudus menyuguhkan keunikan dengan penggunaan daging kerbau sebagai bahan utamanya. Pemilihan daging kerbau bukan tanpa alasan - ini merupakan bentuk penghormatan terhadap masyarakat Hindu yang mayoritas di Jawa Tengah pada masa lampau. Disajikan dalam mangkuk porselen kecil khas Tiongkok, kuah bening yang gurih tanpa santan menjadi ciri khasnya. Hidangan ini semakin istimewa dengan tambahan tauge segar dan bawang goreng yang renyah.
8. Selat Solo
Selat Solo atau yang dikenal sebagai Bistik Jawa merupakan perpaduan sempurna antara kuliner Eropa dan Jawa. Lahir dari pertemuan budaya di sekitar Benteng Vastenburg, hidangan ini menggabungkan konsep biefstuk Belanda dengan selera lokal. Daging yang diolah dengan teknik khusus - dicincang dan dibentuk memanjang, kemudian dikukus dan digoreng dengan margarin - menghasilkan tekstur yang unik.
9. Tauto Pekalongan
Tauto Pekalongan menghadirkan inovasi dengan penambahan tauco dalam kuah sotonya. Nama "tauto" sendiri merupakan singkatan dari "tauco soto", mencerminkan perpaduan kuliner Tionghoa-Jawa yang harmonis. Keunikannya terletak pada penyajian bumbu tauco secara terpisah, memungkinkan penikmat mengatur sendiri intensitas rasanya.
10. Gudeg Jogja (Versi Jawa Tengah)
Gudeg khas Jawa Tengah cenderung lebih basah dibandingkan versi Yogyakarta, dengan kuah santan yang lebih melimpah. Rasanya manis gurih dengan tambahan opor ayam dan sambal goreng krecek.
11. Buntil
Daun singkong atau daun pepaya yang digulung, diisi dengan kelapa parut berbumbu, dan dimasak dengan santan. Rasanya gurih dan sedikit pedas.
12. Nasi Liwet Solo
Nasi gurih yang disajikan dengan sayur labu siam, ayam suwir, dan sambal goreng krecek. Biasa disajikan di atas daun pisang.
13. Mangut Lele
Ikan lele yang dimasak dengan kuah santan pedas dan sedikit smoky. Aroma asap dari ikan lele yang dibakar atau diasap terlebih dahulu tercium sangat khas dan wangi.
14. Garang Asem
Ayam yang dimasak dengan kuah santan encer dan rasa asam segar dari belimbing wuluh. Biasanya ayam akan dibungkus daun pisang sebelum dikukus. Sehingga sat penyajian tercium wangi harum.
15. Tahu Petis
Tahu goreng yang disajikan dengan sambal petis khas Jawa Tengah. Terasa petis yang manis dan gurih.
16. Sate Klathak
Sate kambing khas Bantul yang dibakar menggunakan jeruji besi sebagai tusukan. Penyajiannya tidak menggunakan bumbu kacang, hanya garam dan merica.
17. Gulai Kepala Manyung
Masakan dari kepala ikan manyung yang dimasak dengan kuah gulai yang kental dan pedas. Rasa gurih dengan aroma khas ikan manyung.
18. Asem-Asem Daging
Sup daging sapi dengan kuah bening bercita rasa asam segar dari belimbing wuluh atau tomat hijau. Rasanya asam dan segar dengan sedikit pedas.
19. Bakmi Jawa
Mi yang dimasak dengan bumbu khas Jawa, biasanya menggunakan arang sebagai alat pemanas. Rasanya gurih dari campuran telur dan ayam suwir.
20. Tahu Gimbal
21. Rica-Rica Entok
Masakan bebek entok yang dimasak dengan bumbu rica-rica pedas. Terasa pedas dengan daging yang empuk.