Hal yang Perlu Diketahui untuk Mengelola Biaya Operasional

Insights | 2025-05-15 04:03:29
Hal yang Perlu Diketahui untuk Mengelola Biaya Operasional

Biaya operasional menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan atau kegagalan sebuah bisnis. Setiap perusahaan pasti mengeluarkan biaya operasional secara berkelanjutan untuk menjalankan aktivitas bisnisnya. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, biaya ini dapat memunculkan berbagai masalah yang mempengaruhi laba bersih perusahaan.


Dalam artikel ini, Anda akan mempelajari segala hal penting tentang biaya operasional, mulai dari pengertian, jenis-jenis, cara menghitung, hingga tips mengelolanya secara efisien. Dengan pemahaman yang tepat, Anda bisa mengoptimalkan biaya operasional untuk mendukung pertumbuhan bisnismu.

Apa yang Dimaksud Biaya Operasional?

Dalam dunia bisnis, memahami konsep biaya merupakan faktor krusial untuk kelangsungan operasional perusahaan. Salah satu komponen biaya yang perlu Anda pahami adalah biaya operasional.

Pengertian Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya berkelanjutan yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan produk maupun melaksanakan kegiatan bisnis sehari-hari. Komponen ini diperlukan guna melancarkan jalannya aktivitas bisnis dan berkontribusi langsung terhadap pembelian serta produksi barang dan jasa.


Secara lebih spesifik, biaya operasional atau operating expenses (OPEX) mencakup berbagai macam biaya untuk operasi sehari-hari. Pengeluaran ini mencakup biaya administrasi, penjualan, dan berbagai aktivitas yang menunjang berjalannya suatu bisnis.

Setiap perusahaan tidak bisa menghindari kebutuhannya akan biaya operasional. 


Oleh karena itu, penting untuk memperhitungkan komponen ini dengan seksama dan seminimal mungkin ketika suatu perusahaan hendak melakukan perumusan biaya.

Beberapa komponen yang termasuk dalam biaya operasional meliputi:

  • Gaji karyawan dan tunjangan

  • Perlengkapan dan peralatan kantor

  • Biaya pemasaran dan iklan

  • Biaya sewa dan utilitas

  • Biaya perbaikan dan pemeliharaan

  • Biaya penelitian dan pengembangan

Perbedaan biaya operasional dan non-operasional

Meskipun sering diabaikan, perbedaan antara biaya operasional dan non-operasional sangat penting untuk dipahami dalam manajemen keuangan perusahaan.


Perbedaan utamanya terletak pada hubungannya dengan aktivitas utama bisnis. Biaya operasional berhubungan langsung dengan proses produksi dan kegiatan utama yang menghasilkan pendapatan. Sementara itu, biaya non-operasional adalah biaya yang digunakan untuk kepentingan di luar perusahaan, namun masih menjadi tanggungan perusahaan.


Contoh biaya non-operasional antara lain:

  • Biaya administrasi bank

  • Pajak usaha

  • Kerugian penjualan

  • Sumbangan

  • Biaya kerugian akibat bencana alam

  • Bunga pinjaman

Walaupun tidak berhubungan secara langsung dengan proses produksi atau internal perusahaan, biaya non-operasional tetap menjadi kewajiban bagi suatu perusahaan untuk mendukung berjalannya aktivitas bisnis.


Penting untuk diketahui bahwa pengelolaan biaya operasional yang baik berperan penting dalam menentukan laba perusahaan. Dalam usaha agar tetap berlanjut, biaya operasional sebaiknya lebih rendah dari pendapatan usaha. Jika biaya operasional melebihi pendapatan, hal ini akan menyebabkan kerugian yang bisa berdampak pada kebangkrutan.

Jenis dan Komponen Biaya Operasional

Untuk mengelola keuangan bisnis dengan efektif, Anda perlu memahami klasifikasi biaya operasional. Pada dasarnya, biaya operasional terbagi menjadi beberapa jenis yang memiliki karakteristik berbeda dalam pengelolaannya.

Biaya tetap (fixed cost)

Biaya tetap adalah pengeluaran yang jumlahnya tidak berubah meskipun terjadi peningkatan atau penurunan dalam produksi maupun penjualan. Ciri khas biaya ini adalah tetap harus dibayarkan tanpa mempertimbangkan kondisi perusahaan.

Beberapa contoh biaya tetap meliputi:

  • Sewa gedung atau kantor

  • Gaji karyawan tetap

  • Asuransi bisnis

  • Biaya pemeliharaan mesin/peralatan produksi

  • Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Biaya variabel (variable cost)

Berbeda dengan biaya tetap, biaya variabel jumlahnya berubah-ubah mengikuti tingkat aktivitas atau produksi perusahaan. Ketika produksi meningkat, biaya variabel akan naik, dan sebaliknya.

Contoh biaya variabel yang umum ditemukan dalam bisnis:

  • Bahan baku produksi

  • Biaya pengiriman dan distribusi

  • Upah tenaga kerja langsung berdasarkan output

  • Komisi penjualan

  • Biaya pengemasan produk jadi

Biaya langsung dan tidak langsung

Selain pembagian berdasarkan sifat perubahannya, biaya operasional juga dapat diklasifikasikan berdasarkan keterkaitannya dengan produk atau layanan.


Biaya langsung adalah pengeluaran yang manfaatnya dapat dirasakan secara langsung dan dapat dikaitkan dengan produk atau layanan tertentu. Contohnya gaji karyawan produksi dan biaya bahan baku yang langsung digunakan dalam pembuatan produk.


Sementara itu, biaya tidak langsung merupakan pengeluaran yang tidak dapat dihubungkan langsung dengan unit produksi. Meski demikian, biaya ini tetap penting untuk menunjang operasional perusahaan secara keseluruhan. Contohnya biaya utilitas, biaya overhead, dan biaya administrasi.

Contoh biaya operasional umum

Dalam praktiknya, berbagai jenis biaya operasional di atas dapat ditemukan dalam hampir semua bisnis. Berikut ini adalah contoh umum biaya operasional yang perlu Anda perhitungkan:

  • Biaya produksi: meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik

  • Biaya pemasaran dan penjualan: mencakup biaya iklan, promosi, dan komisi

  • Biaya administrasi: seperti gaji staf administrasi dan biaya perlengkapan kantor

  • Biaya utilitas: listrik, air, dan gas

  • Biaya transportasi: untuk pengiriman produk dan perjalanan bisnis

  • Biaya pemeliharaan: perawatan mesin dan fasilitas

Dengan memahami berbagai jenis dan komponen biaya operasional, Anda dapat mengelola keuangan bisnis dengan lebih efisien dan membuat keputusan yang tepat untuk pertumbuhan perusahaan.

Cara Menghitung Biaya Operasional

Setelah memahami definisi dan jenis-jenis biaya operasional, langkah berikutnya adalah mengetahui cara menghitungnya dengan tepat. Perhitungan yang akurat akan membantu Anda mengambil keputusan bisnis yang lebih baik dan mengoptimalkan pengeluaran perusahaan.

Rumus dasar perhitungan biaya operasional

Pada dasarnya, cara menghitung biaya operasional sangatlah sederhana. Anda hanya perlu menjumlahkan dua komponen utama dalam formula berikut:

Biaya Operasional = Biaya Produksi + Pengeluaran Operasional


Dalam rumus ini, biaya produksi mencakup seluruh biaya yang berkaitan dengan pembuatan produk atau jasa yang Anda jual. Sementara itu, pengeluaran operasional meliputi semua biaya untuk menjalankan aktivitas bisnis sehari-hari.

Untuk perhitungan yang lebih terstruktur, Anda bisa mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Ambil total harga pokok penjualan (HPP) atau biaya penjualan dari laporan laba rugi perusahaan

  2. Identifikasi total biaya operasional yang biasanya tercantum di bagian bawah laporan laba rugi

  3. Jumlahkan kedua komponen tersebut untuk mendapatkan total biaya operasional pada periode tertentu

Perlu diingat bahwa biaya operasional sering dihitung sebagai elemen positif dan negatif dalam laporan laba rugi, karena beberapa pengeluaran operasional juga bisa dianggap sebagai aset yang dapat dibiayai atau disusutkan dari waktu ke waktu.

Contoh sederhana perhitungan biaya operasional

Untuk lebih memahami perhitungan biaya operasional, berikut contoh kasus sederhana:

Pak Andi memiliki rumah makan bebek bakar dan ingin menghitung biaya operasionalnya per bulan. Berikut rincian pengeluarannya:

Jenis Biaya

Nominal

Sewa tempat (termasuk listrik)

Rp 3.000.000

Gaji 5 karyawan (@Rp 2.500.000)

Rp 12.500.000

Biaya beli gas

Rp 500.000

Bahan baku pelengkap

Rp 2.000.000

Transportasi

Rp 500.000

Biaya lain-lain

Rp 700.000

Dengan menjumlahkan semua komponen tersebut, total biaya operasional Pak Andi adalah Rp 19.200.000 per bulan.

Contoh lain untuk bisnis ritel pakaian:

  • Biaya produksi (stok pakaian): Rp 20.000.000

  • Biaya pengeluaran operasional (sewa toko, gaji karyawan, utilitas, pemasaran, dll): Rp 21.000.000

Dengan menggunakan rumus biaya operasional, maka perhitungannya: Biaya operasional = Rp 20.000.000 + Rp 21.000.000 = Rp 41.000.000

Setelah mengetahui total biaya operasional, Anda bisa melihat seberapa efisien pengelolaan biayanya dan mencari cara untuk mengoptimalkannya.

Tips Mengelola Biaya Operasional Secara Efisien

Pengelolaan biaya operasional yang tepat menjadi kunci keberhasilan bisnis jangka panjang. Menekan anggaran secara efisien tidak hanya meningkatkan profitabilitas tetapi juga membuat bisnis lebih tangguh menghadapi berbagai tantangan ekonomi. Berikut beberapa tips yang bisa Anda terapkan untuk mengelola biaya operasional secara efisien.

Gunakan software akuntansi untuk pencatatan otomatis

Investasi dalam software akuntansi dapat membantu menekan biaya operasional dalam jangka panjang. Otomatisasi pencatatan keuangan memungkinkan pelacakan pengeluaran dan pendapatan secara real-time, sehingga memudahkan pengambilan keputusan bisnis.


Software akuntansi modern menawarkan berbagai keunggulan seperti:

  • Pengurangan waktu kerja dibandingkan metode manual

  • Keamanan data transaksi yang lebih terjamin

  • Pembuatan invoice otomatis dan pengelolaan tagihan yang lebih cepat

Pilih software yang sesuai dengan kebutuhan bisnismu, memperhatikan kemudahan penggunaan, kemampuan integrasi, dan keamanan data.

Terapkan kebijakan pengeluaran yang jelas

Implementasi sistem anggaran yang ketat adalah cara efektif untuk pengendalian biaya. Dengan memiliki kebijakan pengeluaran yang jelas, setiap departemen memiliki batasan pengeluaran yang terukur dan harus bertanggung jawab terhadap penggunaannya.

Penerapan kebijakan pengeluaran dapat dilakukan melalui:

Pertama, tetapkan batas maksimum untuk setiap kategori pengeluaran dan wajibkan bukti pembayaran untuk setiap transaksi. Kedua, gunakan sistem persetujuan multi-level yang otomatis untuk menjaga agar pengeluaran tetap sesuai anggaran. Terakhir, pastikan semua pengeluaran melalui proses review untuk mencegah pemborosan dan pengeluaran yang tidak perlu.

Evaluasi biaya secara berkala

Lakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap seluruh biaya operasional perusahaan. Evaluasi yang cermat membantu perusahaan menemukan area di mana biaya dapat dikurangi atau dioptimalkan.


Proses evaluasi sebaiknya mencakup pengumpulan data dari seluruh sarana perusahaan, seperti data penggunaan, tujuan penggunaan, waktu penggunaan, biaya servis, dan penggunaan bahan bakar. Selain itu, audit pembayaran ke vendor secara rutin juga dapat membantu mengidentifikasi peluang penghematan dan negosiasi ulang kontrak untuk mendapatkan tarif yang lebih kompetitif.


Dengan menerapkan ketiga strategi di atas secara konsisten, bisnismu akan lebih efisien dalam mengelola biaya operasional. Hasilnya, Anda bisa mengalihkan anggaran ke hal-hal yang lebih esensial untuk memperbaiki kinerja perusahaan dan memperoleh keuntungan yang lebih maksimal.

Kelola Usaha Dengan Bank Raya

Pengelolaan biaya operasional yang tepat menjadi kunci kesuksesan bisnis jangka panjang. Pemahaman mendalam tentang jenis-jenis biaya, cara perhitungan yang akurat, serta penerapan strategi pengelolaan yang efisien akan membantu Anda mengoptimalkan keuangan perusahaan.

Dengan Bank Raya yang memiliki Saku Bisnis, akan membantu bisnis Anda menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat. Pengelolaan keuangan usaha yang tepat dengan fitur pemisahan keuangan pribadi dan keuangan usaha dari Saku Bisnis, dikombinasikan dengan strategi bisnis yang baik, akan menjadi kunci kesuksesan UMKM di era ekonomi digital.

Oleh karena itu, mulailah terapkan tips-tips pengelolaan biaya operasional yang telah dibahas. Semakin cepat Anda mengimplementasikan sistem pengelolaan yang efektif, semakin besar peluang bisnis untuk berkembang dan menghasilkan keuntungan maksimal.


Inspiration
Bagikan: