Cara Menghitung Pembelian Bersih Tanpa Ribet

Insights | 2025-06-26 07:03:00
Cara Menghitung Pembelian Bersih Tanpa Ribet

Mengelola keuangan usaha secara tepat bukan hanya soal mencatat pemasukan, tapi juga menghitung pengeluaran secara detail. Salah satu komponen penting dalam laporan keuangan usaha adalah pembelian bersih.

Bagi pelaku UMKM, memahami apa itu pembelian bersih akan membantu dalam menyusun laporan yang rapi, menentukan harga jual produk, hingga mengetahui keuntungan yang sebenarnya. Dengan begitu, bisnis bisa berjalan lebih sehat dan terukur.

Mengenal Pembelian Bersih dan Kegunaannya

Secara sederhana, pembelian bersih adalah total nilai pembelian barang yang dilakukan oleh usaha setelah dikurangi dengan berbagai potongan, seperti retur dan diskon pembelian. Nilai ini menggambarkan seberapa besar dana yang benar-benar dikeluarkan untuk memperoleh barang dagangan atau bahan baku.

Pembelian bersih sangat penting karena menjadi salah satu dasar dalam perhitungan biaya pokok penjualan (HPP). Jika UMKM salah mencatat atau tidak menghitung pembelian bersih dengan benar, maka laporan keuangan bisa melenceng dan mempengaruhi keputusan bisnis secara keseluruhan.

Unsur Utama dalam Perhitungan Pembelian Bersih

Untuk menghitung pembelian bersih, ada dua unsur utama yang perlu diketahui: pembelian kotor dan pengurangan pembelian. Pembelian kotor adalah jumlah awal dari semua transaksi pembelian barang sebelum dipotong apa pun.

Sementara itu, pengurangan pembelian mencakup hal-hal seperti retur pembelian (barang dikembalikan ke pemasok), diskon pembelian, dan potongan harga lainnya. Ketiga komponen ini harus dicatat secara rinci agar hasil akhir pembelian bersih benar-benar mencerminkan pengeluaran riil usaha.

Rumus Praktis Pembelian Bersih

Tidak perlu rumus rumit untuk menghitung pembelian bersih. Berikut rumus sederhananya:

Pembelian Bersih = Pembelian Kotor – (Retur + Diskon + Potongan Harga)

Rumus ini dapat diterapkan di semua jenis usaha, dari skala kecil hingga menengah. Dengan mengikuti formula tersebut, pelaku UMKM bisa mengetahui berapa banyak dana yang sebenarnya keluar untuk membeli barang atau bahan produksi.

Langkah Mudah Menghitung Pembelian Bersih

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengumpulkan semua data pembelian, retur barang, dan diskon yang diberikan oleh pemasok dalam satu periode tertentu. Data ini bisa diambil dari nota pembelian, faktur, atau sistem pencatatan keuangan digital.

Setelah itu, cukup masukkan angka-angka tersebut ke dalam rumus. Misalnya, jika dalam satu bulan Anda melakukan pembelian senilai Rp10.000.000, lalu menerima retur sebesar Rp1.000.000 dan diskon Rp500.000, maka pembelian bersih Anda adalah Rp8.500.000. Mudah, bukan?

Manfaat Pembelian Bersih bagi Bisnismu

Mengetahui nilai pembelian bersih akan membantu Anda menetapkan harga jual produk secara lebih tepat. Hal ini karena Anda bisa benar-benar memahami berapa besar modal yang dikeluarkan untuk memperoleh barang atau bahan baku.

Selain itu, pembelian bersih juga berguna untuk mengontrol biaya usaha dan melakukan analisis keuntungan. Dengan catatan yang akurat, Anda bisa mengetahui apakah usaha berjalan efisien atau masih ada pengeluaran yang perlu ditekan.

Pembelian bersih mungkin terdengar sederhana, tapi perannya sangat penting dalam pengelolaan keuangan UMKM. Dengan memahami konsep ini dan menerapkannya dalam pencatatan keuangan harian, usaha Anda bisa menjadi lebih tertata dan siap berkembang.

Gunakan solusi digital dari Bank Raya untuk memudahkan pencatatan, transaksi, dan kelola keuangan bisnis Anda secara transparan dan efisien. Melalui pencatatan sistematis, pemisahan keuangan pribadi dari bisnis, dengan memakai fitur Saku Bisnis dari aplikasi Bank Raya, bisnis Anda dapat berkembang lebih pesat. Yuk download sekarang!
Productivity
Bagikan: